My Message

Followers

visitor

visitor counter

free counters

Page Rank

Impian ke 18

Sunday 10 April 2011


Bismillahirahmanirahim

Hai..hai pemimpi, yang membaca blog saya harus punya mimpi, hehee. Alhamdulilah impian ke 18 baru saja terlaksana. Saya ingat betapa inginnya pergi ke tanah suci setelah menonton Le Grand Voyage, perjalanan seorang ayah ke tanah suci untuk beribadah haji, sekaligus menggapai impiannya melihat kabah dengan cara berkendaraan lewat jalan darat dengan persediaan materi dan perbekalan makanan yang sedikit ditemani oleh anaknya. Saya masih dapat juga mengingat lelehan perasaan ketika menonton emak ingin naik haji, begitu juga ketika tetangga berhaji ataupun ber-umroh, rasa degup di dada ini masih begitu kencang.

Dan ketika itu, doa saya adalah "Izinkan aku kesana..", bertahun- tahun saya menabung untuk mimpi ini, rizki dari orangtua belumlah cukup untuk bertamu kesana. Alhamdulilah, rizki itu muncul tiba - tiba dari orangtua saya, dan berangkatlah saya dan ayah ke tanah suci, yang orang bilang itu tanah haram karena orang yahudi tidak dapat masuk kesana.

Ditempat itu, air mata tak dapat ditahan khususnya saat saya pertama kali melihat kabah dan berthawaf disana, saya terharu Allah mengundang saya dan ayah saya ketempat ini. Yang membuat terharu yaitu membayangkan nikmat iman ini sungguh banyak padahal saya merasa punya banyak kesalahan. Ditempat itu, biasa orang memanjatkan permintaan dan doa, namun bibir saya serasa kelu untuk meminta. Bagi saya, diberikan kesempatan dan rizki untuk merasakan nikmat itu sudah lebih dari cukup. Kalau ada yang bertanya bagaimana rasanya? saya susah menjelaskan, karna rasa itu lebih dari bahagia, lebih dari rasanya saat kamu jatuh cinta, kamu akan susah membedakannya.

Dengan saya bertamu di rumahNya, sekejap saya berfikir...lalu akan Allah jamu apa saya sebagai tamuNya? yaappp jawabannya pun muncul menurut pikiran saya, Allah akan jamu dengan jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan, karna tempat itu adalah tempat yang bagus untuk berdoa, saya yakin Allah ijabah semua doa yang ada.

Dari rumah, saya sudah siapkan kertas berisi banyaknya permintaan yang saya selipkan di Alquran saya, namun sekali lagi, rasanya saya tak bisa mengucap satu persatu doa saya itu, karna saya merasa permintaan yang saya tulis itu tak cukup membuat saya bahagia seperti saat saya berada ditempat itu, jadi permintaan saya ketika itu yang paling utama hanya ingin dikumpulkan di surga kelak bersama keluarga.


0 comments:

Post a Comment