Buku La Tahzan for Broken Hearted Muslimah yang ditulis oleh Asma Nadia ini adalah kumpulan dari berbagai kisah.Buku ini amat menyentuh perasaan,kita akan disuguhkan dengan beragam kisah cinta yang memilukan,dan pastinya kita akan diajak berpikir bahwa seorang muslimah juga bisa jatuh cinta dan patah hati.Tak ada beda akan perasaan manusia,karena semua manusia diberikan hati untuk merasakan cinta dan yang lebih utama adalah hati yang bersih dan tetap terkendali.
Dari beragam kisah di buku ini,yang paling saya sukai yaitu kisah berjudul pangeran tak jadi datang menjemput,diceritakan bahwa seorang akhwat sedang bertaaruf dengan seorang ikhwan,lama sekali sang akhwat menunggu lelaki yang tepat untuk bertaaruf dengannya setelah sekian banyak lelaki yang ia pilih namun tak sebaik pemahaman agamanya dari ikhwan tersebut.Rupanya setelah proses taaruf itu sang ikhwan berkata agar hubungannya berjalan seperti air yang mengalir.Sang ikhwan seakan mengiyakan untuk menikahi akhwat tersebut.Lama dinanti,hati sang akhwat terpaut jauh
dengan ikhwan itu.Setelah akhwat tersebut meminta kejelasan status hubungannya untuk memasuki gerbang pernikahan,sang ikhwan menolak dan rupanya ikhwan itu juga sedang bertaaruf dengan akhwat lain.Mendengar itu hancurlah perasaan akhwat tersebut.
Yah..ya..di setiap akhir dari cerita buku ini selalu disuguhkan hikmah,kita tidak sendiri dalam menjalaninya.Hikmah dari salah satu kisah diatas yaitu,terkadang banyak perempuan yang terlena dengan predikat “ikhwan” dari laki-laki.Dengan itu saya menyadari,bahwa ikhwan itu juga lelaki biasa dan tak ada yang bisa menjamin keistiqomahan seorang ikhwan selain berharap dariNya untuk membukakan hati untuk seseorang yang tepat.
Hidup terpenjara masa lalu itu menurut saya kebodohan,walau dengan segenap raga tetap kita harus melanjutkan hidup.Mungkin kisah cinta yang hancur bukan dimaksudkanNya untuk kita namun pasti selalu ada yang lebih indah dari itu semua.
Wassalam..
Dari beragam kisah di buku ini,yang paling saya sukai yaitu kisah berjudul pangeran tak jadi datang menjemput,diceritakan bahwa seorang akhwat sedang bertaaruf dengan seorang ikhwan,lama sekali sang akhwat menunggu lelaki yang tepat untuk bertaaruf dengannya setelah sekian banyak lelaki yang ia pilih namun tak sebaik pemahaman agamanya dari ikhwan tersebut.Rupanya setelah proses taaruf itu sang ikhwan berkata agar hubungannya berjalan seperti air yang mengalir.Sang ikhwan seakan mengiyakan untuk menikahi akhwat tersebut.Lama dinanti,hati sang akhwat terpaut jauh
dengan ikhwan itu.Setelah akhwat tersebut meminta kejelasan status hubungannya untuk memasuki gerbang pernikahan,sang ikhwan menolak dan rupanya ikhwan itu juga sedang bertaaruf dengan akhwat lain.Mendengar itu hancurlah perasaan akhwat tersebut.
Yah..ya..di setiap akhir dari cerita buku ini selalu disuguhkan hikmah,kita tidak sendiri dalam menjalaninya.Hikmah dari salah satu kisah diatas yaitu,terkadang banyak perempuan yang terlena dengan predikat “ikhwan” dari laki-laki.Dengan itu saya menyadari,bahwa ikhwan itu juga lelaki biasa dan tak ada yang bisa menjamin keistiqomahan seorang ikhwan selain berharap dariNya untuk membukakan hati untuk seseorang yang tepat.
Hidup terpenjara masa lalu itu menurut saya kebodohan,walau dengan segenap raga tetap kita harus melanjutkan hidup.Mungkin kisah cinta yang hancur bukan dimaksudkanNya untuk kita namun pasti selalu ada yang lebih indah dari itu semua.
Wassalam..
7 comments:
hoooree....bisa komen...
sipp keren shin pemikirannya :) ikhwan-akhwat juga manusia.. kalau kecewa sama sifatnya jgn sama orangnya.. dan jgn suka mengeneralisir.. sebel sama orang jadi sebel sama jama'ah.. semoga Allah melindungi kita dari sifat yang demikian..
shin,yg di atas td k copha..
makasih ka chopa komennya...hehe..iya bener tuh kalo kecewa sama sifatnya aja jgn sama orangnya hihihi..
jadi pengen beli, beliin donk shin!
hehehe pinjem aja kak..aku ada kok..hehe
izin copas yaa
Post a Comment